Crossbite merupakan gangguan pada posisi gigi atau maloklusi yang umum dijumpai, terutama pada anak-anak. Kondisi ini ditandai dengan gigi atas yang menggigit di dalam gigi bawah (gigitan silang), baik pada bagian depan (anterior) maupun belakang (posterior).Jika tidak segera diperbaiki, crossbite bisa menyebabkan tekanan berlebih pada gigi saat mengunyah, mengganggu pertumbuhan rahang, serta berisiko merusak gigi. Artikel ini akan membahas lebih dalam tentang jenis-jenis kondisi gigi seperti crossbite, deepbite, dan openbite, serta pentingnya perawatan sejak dini bersama dokter gigi spesialis ortodonti.
Ketidakseimbangan pada posisi gigi tidak hanya mengganggu penampilan, namun juga bisa memengaruhi kinerja mulut dan kesehatan tubuh secara keseluruhan. Di antara kondisi yang sering terjadi, crossbite, deepbite, dan openbite termasuk yang paling umum ditemukan, terutama pada anak-anak. Kenali lebih dalam ketiga kondisi ini agar bisa segera mengambil tindakan sejak dini.
Apa Itu Crossbite, Deepbite, dan Openbite?
1. Crossbite
Crossbite terjadi ketika gigi atas tidak sejajar dengan gigi bawah saat mulut tertutup, sehingga gigi atas menggigit di bagian dalam gigi bawah. Kondisi ini dapat memengaruhi satu atau lebih gigi, baik di bagian depan (anterior) maupun belakang (posterior). Crossbite termasuk dalam jenis maloklusi angle klas tertentu, dan jika tidak ditangani dapat menyebabkan pertumbuhan rahang terganggu, bentuk wajah asimetris, tekanan berlebih saat mengatupkan gigi, dan ketidakseimbangan fungsi dental secara keseluruhan. Selain itu, gigi yang terus-menerus tidak sejajar dapat aus lebih cepat dan meningkatkan risiko kerusakan pada gigi. Crossbite juga bisa memengaruhi kemampuan mengunyah dan menyebabkan ketegangan pada sendi mandibula.
Dampak Crossbite Jika Tidak Segera Diatasi
Jika tidak ditangani, crossbite dapat menyebabkan masalah lebih lanjut termasuk gangguan pada pertumbuhan rahang dan kesehatan gigi. Selain pertumbuhan rahang yang tidak seimbang, crossbite bisa memengaruhi postur wajah, menyebabkan overbite atau openbite sekunder serta membuat gigi berjejal. Posterior crossbite pada anak dapat menyebabkan rahang bawah miring ke arah lidah atau tidak sejajar dengan rahang atas. Tekanan saat mengatupkan gigi juga bisa meningkatkan risiko gangguan sendi rahang, terutama bila pasien tidak segera mendapat perawatan dari dokter gigi spesialis.
Bagaimana cara memperbaiki Crossbite pada anak?
Perawatan crossbite tergantung pada tingkat keparahan dan usia pasien. Bagi anak-anak yang masih memiliki gigi susu, penggunaan alat lepasan seperti ekspander atau kawat gigi dapat membantu memperbaiki posisi rahang dan gigi secara bertahap. Dokter gigi biasanya menyarankan kawat gigi atau aligner plastik jika kondisi crossbite sudah lebih kompleks. Perawatan yang dimulai lebih awal umumnya lebih efektif karena tulang rahang anak masih dalam masa pertumbuhan. Kombinasi antara habit correction dan kontrol pertumbuhan rahang menjadi kunci utama dalam perawatan crossbite.
2. Deepbite
Deepbite adalah kondisi di mana gigi depan atas menutupi sebagian besar atau seluruh gigi depan bawah secara berlebihan saat menggigit. Kondisi deepbite membuat gigi bawah hampir tidak terlihat saat mulut dalam posisi tertutup. Deepbite bisa menimbulkan masalah estetika karena senyum terlihat “tertutup”. Selain itu, tekanan berlebih pada gigi depan bawah dapat menyebabkan iritasi gusi, keausan gigi, dan nyeri pada otot rahang. Deepbite juga seringkali menyebabkan trauma jaringan lunak seperti luka pada gusi atau bagian dalam bibir. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa membuat rahang bawah menjadi tidak berkembang dengan baik dan memengaruhi simetri wajah.
3. Openbite
Openbite adalah kondisi saat gigi depan atas dan bawah tidak saling bertemu saat menggigit, sehingga terlihat seperti ada celah. Kondisi ini bisa terjadi di bagian depan (anterior openbite) atau belakang (posterior openbite). Anak-anak dengan openbite biasanya kesulitan mengunyah makanan dengan baik, melafalkan huruf tertentu, dan bisa terdengar cadel saat berbicara. Jika tidak ditangani, openbite dapat mengganggu perkembangan fungsi mulut secara keseluruhan. Selain itu, openbite juga dapat menyebabkan tekanan berlebih pada gigi belakang karena tidak adanya kontak pada gigi depan, sehingga meningkatkan risiko keausan gigi posterior.
Mengapa Masalah Ini Bisa Terjadi pada Anak?
1. Crossbite pada Anak
Penyebab crossbite bisa terjadi akibat kebiasaan buruk seperti menghisap jari atau menggunakan dot terlalu lama serta faktor genetik, dapat menjadi penyebab terjadinya crossbite pada anak. Selain itu, pertumbuhan rahang yang tidak seimbang sejak dini bisa memicu terjadinya crossbite. Untungnya, crossbite pada anak lebih mudah dikoreksi jika dideteksi sejak usia dini. Dokter gigi bisa merekomendasikan perawatan ortodontik seperti alat lepasan untuk ekspansi rahang atau kawat gigi ringan untuk memperbaiki posisi gigi dan rahang. Anak yang mendapatkan perawatan lebih awal biasanya memiliki hasil perbaikan yang lebih baik karena tulang rahangnya masih dalam masa pertumbuhan aktif.
2. Deepbite pada Anak
Deepbite sering kali muncul karena faktor keturunan atau pertumbuhan gigi yang tidak seimbang. Kondisi di mana gigi depan atas terlalu maju atau rahang bawah terlalu pendek dapat mengakibatkan gigi atas menutupi gigi bawah secara berlebihan. Anak-anak dengan deepbite juga dapat mengalami kesulitan mengunyah makanan, sering menggigit bagian dalam bibir atau gusi, serta memiliki risiko lebih tinggi terkena cedera pada gusi. Perawatan untuk deepbite bisa melibatkan penggunaan kawat gigi atau alat ortodontik lain yang dirancang khusus untuk memperbaiki posisi gigitan.
3. Openbite pada Anak
Penyebab openbite pada anak umumnya terkait dengan kebiasaan menghisap jempol, menggigit benda seperti pensil, atau penggunaan empeng secara berlebihan. Kebiasaan ini dapat menghambat gigi depan untuk tumbuh ke arah yang benar, sehingga terbentuk celah di antara gigi atas dan bawah. Anak-anak dengan openbite cenderung mengalami kesulitan bicara, mengunyah, bahkan rasa percaya diri yang menurun karena penampilan gigi mereka. Penanganan openbite pada anak bisa melibatkan terapi kebiasaan (habit-breaking appliances) hingga penggunaan behel ringan. Mendeteksi dan mengoreksi openbite sejak dini penting untuk mencegah kebutuhan perawatan yang lebih kompleks di masa remaja atau dewasa.
Kapan Harus Dibawa ke Dokter Gigi?

Sebagai orang tua, sangat penting untuk memperhatikan tanda-tanda awal masalah gigi pada anak. Beberapa gejala yang perlu diperhatikan antara lain:
- Gigi atas dan bawah tidak bertemu saat anak menggigit
- Anak kesulitan mengunyah atau menggigit makanan
- Bicara terdengar cadel atau tidak jelas
- Kebiasaan menghisap jempol atau menggunakan dot terlalu lama
- Rahang terlihat maju atau mundur tidak seimbang
Jangan tunggu sampai parah! Pemeriksaan ke dokter gigi anak lebih baik dilakukan secara rutin sejak usia dini. Jika terdeteksi masalah seperti crossbite, deepbite, atau openbite, dokter gigi spesialis ortodonti akan memberikan perawatan ortodontik yang disesuaikan dengan usia, kondisi gigi, dan pertumbuhan rahang anak. Sebaiknya, lakukan pemeriksaan lebih awal agar perawatan bisa dilakukan dengan hasil yang optimal. Penanganan lebih awal bukan hanya membuat perawatan lebih efektif, tapi juga bisa mengurangi biaya dan waktu perawatan di masa depan.
Baca Juga: Perawatan Gigi Anak di Klinik Dokter Adianti Jakarta Selatan untuk Jaga Senyum Ceria Si Kecil
Konsultasi Gigi Anak di Klinik Gigi Jakarta Selatan – drg.Adianti
Punya kekhawatiran soal kondisi gigi anak? Konsultasikan ke drg.Adianti yang sudah berpengalaman dalam perawatan ortodontik anak. Dengan penanganan sedini mungkin, masalah seperti crossbite, deepbite, dan openbite bisa dicegah dan ditangani dengan optimal.
π Jadwalkan pemeriksaan sekarang di drg.Adianti π Lokasi strategis dan ramah anakπ Hubungi kami klik WhatsApp!
Senyum sehat dimulai sejak kecil dan langkah pertama adalah pemeriksaan gigi rutin. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter gigi spesialis ortodonti untuk diagnosis dan perawatan yang tepat sesuai kondisi masing-masing anak.Yuk, pastikan anak tumbuh dengan senyum yang sehat dan percaya diri!