Memahami Impaksi Gigi dari Gejala hingga Solusi Perawatan

Memahami Impaksi Gigi dari Gejala hingga Solusi Perawatan

Gigi bungsu yang terasa nyeri, tumbuh miring, atau bahkan tidak muncul sama sekali, kerap dianggap sebagai hal biasa. Padahal, kondisi ini dikenal sebagai impaksi gigi dan bukan sekadar gangguan ringan. Banyak orang baru menyadarinya ketika rasa sakit muncul tiba-tiba, mengganggu aktivitas harian seperti makan, berbicara, hingga membuka mulut. Di balik rasa nyeri tersebut, impaksi bisa menimbulkan komplikasi serius pada gigi dan mulut apabila tidak segera ditangani.

Melalui artikel ini, Anda akan mendapatkan pemahaman menyeluruh tentang impaksi gigi, mulai dari definisi, gejala impaksi gigi yang kerap diabaikan, hingga dampak jangka panjang yang mungkin timbul. Tidak hanya itu, berbagai pilihan perawatan medis juga akan dibahas, termasuk prosedur operasi serta kisaran biaya yang perlu dipersiapkan. Informasi ini diharapkan dapat membantu Anda menjaga kesehatan gigi secara menyeluruh.

Apa Itu Impaksi Gigi Bungsu?

Impaksi gigi bungsu adalah kondisi ketika gigi tidak tumbuh secara sempurna karena terhalang oleh jaringan gusi, tulang rahang, atau gigi di sebelahnya. Gigi bungsu, atau gigi geraham ketiga, biasanya tumbuh di usia 17–25 tahun, namun bisa terjebak di bawah gusi atau tulang karena ruang di rahang tidak mencukupi. Kondisi inilah yang membuat gigi tumbuh miring, hanya muncul sebagian, atau bahkan tertanam sepenuhnya dan tidak menimbulkan gejala apa pun.

Jenis impaksi bervariasi tergantung posisi gigi saat tumbuh:

  • Mesioangular (miring ke depan)
  • Horizontal (terbaring mendatar)
  • Vertikal (tegak tapi terhalang gusi atau tulang)
  • Distoangular (miring ke belakang)

Selain itu, impaksi juga dibagi menjadi:

  • Soft tissue, yaitu gigi terjebak di dalam gusi
  • Hard tissue, yaitu gigi tertutup oleh tulang sepenuhnya

Prevalensi impaksi gigi bungsu juga tergolong tinggi. Secara global, tercatat sekitar 36,9% individu mengalami impaksi, dengan angka lebih tinggi di Asia yaitu sekitar 43,1%. Kasus impaksi lebih sering terjadi pada rahang bawah dibanding rahang atas. Penyebab impaksi gigi umumnya meliputi pertumbuhan gigi bungsu yang tidak normal, bentuk rahang sempit, akar gigi yang belum berkembang sempurna, atau faktor genetik. Pemahaman terhadap jenis dan penyebab ini penting dalam upaya pencegahan impaksi gigi sejak dini.

Gejala dan Dampak Impaksi Gigi

Tidak semua kasus impaksi langsung menimbulkan gejala. Justru banyak yang baru terdeteksi melalui rontgen panoramik gigi saat melakukan pemeriksaan gigi rutin. Namun, ketika gejalanya muncul, keluhan yang dirasakan bisa meliputi sakit gigi, nyeri di rahang atau telinga, pembengkakan gusi, bau mulut, kesulitan membuka mulut, hingga peradangan yang menyebar ke jaringan sekitarnya.

Gejala impaksi gigi bungsu juga bisa berupa rasa nyeri saat mengunyah atau gigi yang tumbuh miring dan menekan gigi di sebelahnya. Bahkan, gigi yang tidak tumbuh atau terjebak di dalam gusi pun bisa memicu infeksi, karies, atau kista jika dibiarkan. Dalam beberapa kasus, impaksi gigi juga dapat merusak gigi sebelahnya, menyebabkan kerusakan akar hingga kebutuhan untuk pencabutan gigi sehat.

Karena itu, penting untuk memeriksakan diri ke dokter gigi saat mengalami gejala, walau ringan. Deteksi dini membantu mencegah infeksi lebih lanjut dan komplikasi yang lebih serius, termasuk gangguan pada saraf atau kerusakan permanen pada tulang rahang.

Bahaya Jika Impaksi Gigi Tidak Ditangani

Mengabaikan kondisi impaksi gigi dapat memicu masalah lanjutan. Salah satu yang paling umum adalah perikoronitis, yaitu peradangan pada gusi yang menutupi gigi bungsu yang tumbuh sebagian. Kondisi ini menyebabkan nyeri dan bengkak, dan jika tidak diobati, bisa menyebar ke jaringan lebih dalam dan memicu demam.

Impaksi Gigi

(Sumber: Freepik)

Tak hanya itu, studi dalam BMJ Clinical Evidence menunjukan impaksi gigi juga dapat menyebabkan pembentukan kista dentigerous, yaitu kantung cairan di sekitar mahkota gigi yang tumbuh tidak normal. Kista ini bisa menekan tulang rahang dan merusak jaringan di sekitarnya. Beberapa kasus bahkan memerlukan tindakan pembedahan besar untuk mengangkat kista dan memperbaiki kerusakan.

Akibat impaksi lain yang sering terjadi adalah kerusakan gigi di sekitarnya karena tekanan dari arah pertumbuhan gigi bungsu. Ini bisa menyebabkan karies, resorpsi akar, atau bahkan kebutuhan untuk cabut gigi. Maka dari itu, sangat penting untuk segera konsultasikan dengan dokter gigi jika Anda merasakan gejala yang mengarah pada impaksi gigi.

Solusi Perawatan dan Prosedur Operasi Impaksi Gigi

Langkah awal dalam pengobatan impaksi gigi adalah dengan berkonsultasi ke dokter gigi atau ahli bedah mulut. Pemeriksaan klinis akan dilakukan terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan rontgen panoramik untuk mengevaluasi posisi gigi dan tingkat keparahan impaksi.

Jika gigi bungsu tumbuh miring tetapi tidak menimbulkan gejala, dokter mungkin hanya akan memantau pertumbuhan gigi bungsu secara berkala. Namun bila sudah terjadi infeksi, peradangan, atau nyeri hebat, dokter dapat meresepkan obat pereda nyeri seperti ibuprofen atau paracetamol. Dalam beberapa kasus, dokter gigi dapat menyarankan operasi untuk mengatasinya secara permanen.

Tindakan pencabutan gigi atau operasi ekstraksi gigi bungsu biasanya berlangsung 30–60 menit. Prosedur ini dilakukan di bawah bius lokal, meskipun bisa juga menggunakan anestesi umum jika diperlukan. Pasien akan diberikan kain kasa untuk menutup luka dan instruksi pascaoperasi untuk mempercepat pemulihan. Dokter juga bisa meresepkan antibiotik untuk mencegah infeksi setelah tindakan.

Baca juga: Mengenal Enamel Gigi dari Fungsi, Kerusakan, hingga Cara Melindunginya

Biaya Operasi Impaksi Gigi dan Faktor yang Mempengaruhi

Biaya operasi gigi bungsu atau pencabutan gigi impaksi sangat bervariasi. Umumnya berkisar antara Rp1.000.000 hingga Rp5.000.000, tergantung tingkat kesulitan, gigi terjebak di dalam gusi atau tulang, serta lokasi klinik. Prosedur yang lebih rumit, misalnya karena gigi sepenuhnya tertanam dalam gusi atau tulang rahang, akan memerlukan teknik bedah mulut yang lebih kompleks.

Faktor lain yang memengaruhi adalah:

  • Lokasi klinik atau rumah sakit
  • Tingkat kenyamanan fasilitas
  • Keahlian dan pengalaman dokter spesialis bedah mulut
  • Jenis anestesi yang digunakan

Kabar baiknya, tindakan operasi impaksi gigi dapat ditanggung oleh BPJS Kesehatan, asalkan disertai indikasi medis yang jelas, seperti nyeri berulang atau infeksi. Beberapa asuransi kesehatan swasta juga memberikan manfaat serupa, tergantung pada ketentuan polis yang dimiliki. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk mengecek terlebih dahulu syarat dan cakupan manfaat sebelum melakukan tindakan medis.

Kapan Sebaiknya Segera ke Dokter?

Jika Anda merasakan gejala impaksi gigi, seperti nyeri saat mengunyah, gusi bengkak, atau gigi yang tumbuh miring, sebaiknya memeriksakan diri ke dokter gigi sesegera mungkin. Semakin cepat diagnosis impaksi gigi dilakukan, semakin kecil kemungkinan terjadinya komplikasi yang lebih serius seperti infeksi jaringan atau kerusakan pada gigi sebelahnya.

Kesehatan gigi bukan hal yang bisa ditunda. Pemeriksaan dini bisa membantu menentukan apakah pencabutan, observasi, atau terapi obat cukup untuk meredakan gejala. Bila perlu, dokter dapat meresepkan obat atau merekomendasikan tindakan lanjutan seperti pencabutan gigi bungsu secara bedah.

Konsultasi dengan dokter gigi yang berpengalaman akan memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai kondisi gigi Anda. Salah satu dokter gigi berpengalaman, seperti Drg. Adianti di Jakarta Selatan, dapat membantu menentukan langkah perawatan yang tepat. Segera hubungi Dokter Gigi Adianti dan jadwalkan pemeriksaan. Dengan pemeriksaan awal, Anda dapat mengetahui tindakan terbaik dan mengurangi risiko komplikasi di masa depan. 

Jangan tunda kesehatan gigi Anda, langkah cepat dan tepat adalah kunci perawatan yang efektif!

Referensi

  • Mount Sinai. Impacted tooth. Diakses dari https://www.mountsinai.org/health-library/diseases-conditions/impacted-tooth
  • Cleveland Clinic. Impacted Wisdom Teeth. Diakses dari https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22296-impacted-wisdom-teeth
  • MDPI. Worldwide Prevalence and Demographic Predictors of Impacted Third Molars—Systematic Review with Meta-Analysis. Diakses dari https://www.mdpi.com/2077-0383/13/24/7533
  • MDPI. Assessing the Management and Evaluation of Impacted Wisdom Teeth in a Dental Teaching Hospital. Diakses dari https://www.mdpi.com/2304-6767/13/2/69
  • BMJ Clinical Evidence. Impacted wisdom teeth. Diakses dari https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC4148832/

Temukan Update Lainnya

Peran Rontgen Gigi untuk Deteksi Dini Kesehatan Gigi dan Mulut

Peran Rontgen Gigi untuk Deteksi Dini Kesehatan Gigi dan Mulut

Masalah pada gigi dan mulut sering kali muncul tanpa gejala berarti di awal. Lubang kecil, infeksi di akar gigi, atau

Memahami Impaksi Gigi dari Gejala hingga Solusi Perawatan

Memahami Impaksi Gigi dari Gejala hingga Solusi Perawatan

Gigi bungsu yang terasa nyeri, tumbuh miring, atau bahkan tidak muncul sama sekali, kerap dianggap sebagai hal biasa. Padahal, kondisi

wanita memegang pipi karena sakit gigi karies

Mengenal Gigi Karies dari Penyebab, Gejala Hingga Pencegahannya

Gigi karies adalah salah satu masalah kesehatan gigi yang sering kali dianggap remeh, padahal bisa berdampak serius. Pernahkah kamu merasakan

Masa depan cerah berawal dari senyum yang indah